Kegiatan Imunisasi BIAS di MI Falahiyah Tanjungrejo Singgahan Tuban

Pada hari Sabtu, 11 November 2023, MI Falahiyah Tanjungrejo Singgahan Tuban bekerja sama dengan Puskesmas Singgahan mengadakan kegiatan imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) untuk siswa kelas 1, 2 & 5. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah terhadap penyakit difteri dan tetanus, yang bisa menyebabkan kematian atau kecacatan.

Imunisasi BIAS adalah program yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai bentuk keseriusan dalam melindungi anak Indonesia dari berbagai macam penyakit. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa imunisasi pada saat bayi masih belum cukup untuk melindungi penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) bagi usia anak sekolah¹. Maka dari itu, pemerintah mewajibkan setiap anak usia sekolah harus memiliki riwayat imunisasi rutin lengkap dan disertai dengan imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah tingkat dasar¹.

Dalam kegiatan imunisasi BIAS di MI Falahiyah, siswa kelas 1 mendapatkan imunisasi booster DT (Difteri Tetanus), sedangkan siswa kelas 2 mendapatkan imunisasi Td (Tetanus Difteri). Vaksin DT memiliki kandungan toksoid difteri yang lebih tinggi daripada vaksin Td, yaitu 20 Lf, sedangkan vaksin Td memiliki kandungan toksoid difteri yang lebih rendah, yaitu 2 Lf². Kedua vaksin ini memiliki kandungan toksoid tetanus yang sama, yaitu 7,5 Lf². Ukuran tiap dosisnya adalah 0,5 ml².

Kegiatan imunisasi BIAS di MI Falahiyah berlangsung dengan lancar dan aman. Siswa-siswa yang akan mendapatkan imunisasi terlebih dahulu dicek suhu tubuhnya oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Singgahan. Jika suhu tubuhnya normal, maka siswa tersebut bisa mendapatkan imunisasi sesuai dengan kelasnya. Petugas kesehatan menggunakan jarum suntik yang steril dan sekali pakai untuk setiap siswa. Siswa-siswa yang mendapatkan imunisasi juga diberikan kartu imunisasi sebagai bukti bahwa mereka telah mendapatkan imunisasi BIAS.

Sebagian besar siswa tampak tenang dan berani saat mendapatkan imunisasi. Namun, ada juga beberapa siswa yang tampak takut dan menangis saat melihat jarum suntik. Untuk itu, guru-guru dan petugas kesehatan memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa-siswa yang takut agar mereka bisa mengatasi rasa takutnya. Setelah mendapatkan imunisasi, siswa-siswa diberikan permen dan minuman oleh petugas kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas keberanian mereka.

Kepala MI Falahiyah, Bapak Ahmad Kharis, S.Pd, mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Singgahan yang telah membantu melaksanakan kegiatan imunisasi BIAS di sekolahnya. Beliau juga mengingatkan kepada orang tua siswa untuk selalu memantau kondisi kesehatan anak-anaknya setelah mendapatkan imunisasi. Jika ada gejala-gejala yang tidak biasa, seperti demam, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan, maka segera bawa anak-anaknya ke puskesmas atau dokter terdekat¹.

Beliau berharap bahwa dengan adanya kegiatan imunisasi BIAS ini, anak-anak usia sekolah di MI Falahiyah bisa terlindungi dari penyakit difteri dan tetanus, yang bisa mengancam nyawa dan masa depan mereka. Beliau juga mengajak kepada semua pihak, baik pemerintah, sekolah, orang tua, maupun masyarakat, untuk bersama-sama mendukung program imunisasi BIAS ini demi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.