Kegiatan P-5 Ziarah Kubur MI Falahiyah di Makam Para Wali Di Tuban

MI Falahiyah, sebuah madrasah ibtidaiyah yang berada di Singgahan, Jawa Timur, baru-baru ini mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) dengan tema “Mengenal Jejak Wali Songo di Bumi Wali Tuban”. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan mengenal sejarah penyebaran Islam di Jawa Timur melalui ziarah ke makam-makam wali songo yang berada di Tuban.
Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan Bumi Wali karena banyaknya makam wali yang ditemukan di daerah ini. Bagi umat Islam, berziarah ke makam wali merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghayatan terhadap para tokoh yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Selain itu, berziarah juga dapat memberikan manfaat spiritual dan edukatif bagi para pelajar.

Dalam kegiatan P-5 ini, MI Falahiyah mengunjungi dua lokasi ziarah wali songo di Tuban, yaitu : 

1. Makam Sunan Bonang
2. Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi
3. Pantai Semilir

Kegiatan P-5 ini mendapat apresiasi dari pihak Yayasan Miftahul Falah, yang menganggapnya sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter dan kewarganegaraan di madrasah.

Kepala MI Falahiyah, Bapak Ahmad Kharis, S.Pd, mengatakan bahwa kegiatan P-5 ini merupakan salah satu program unggulan madrasahnya, yang bertujuan untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia, berwawasan luas, dan cinta tanah air. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan pengalaman yang berharga bagi para siswa, guru, dan orang tua yang ikut serta dalam ziarah. Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini.

“Kami berharap kegiatan P-5 ini dapat menjadi contoh bagi madrasah-madrasah lain di Jawa Timur, khususnya di Tuban, untuk mengembangkan potensi wisata religi yang ada di daerah ini. Kami juga berharap kegiatan ini dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan antara sesama umat Islam dan antara umat beragama lainnya, sesuai dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Ahmad Kharis.